Waaa..sudah lama ga ngepost,
sebenernya pengen nulis dari kemarin2 tapi procrastinate mulu. Sekarang aja nih
baru kesampean nulis lagi, melepaskan semua beban di jiwa (hahaa, lebaii..). Tapi
memang benar lho, menulis itu dapat dijadikan sarana terapi diri, kita dapat meluapkan
segala emosi yang ada entah itu senang, sedih, sebal, bete, rasanya seperti
bermonolog aja. Okeeeeh, mungkin mesti sering2 menulis biar emosi2 bisa diluapkan
sehingga terasa plong.
Bagi saya tahun 2012 memberikan
warna-warni tersendiri, cukup berasa dinamisnya. Dimulai dari awal tahun 2012
saya sidang untuk gelar S.Psi yang sudah lama dinantikan. Melenceng dari
planning awal untuk lulus di akhir tahun 2011, terlambat karena memang saya
terlalu santai dan tidak fokus mencapai tujuan. Sempat ngerasa down juga sih
karena rencana tidak berjalan dengan mulus, tapi ya inilah konsekuensinya. Dan
rasanya seperti tamparan buat saya untuk konsisten dan fokus mengejar
impian-impian saya yang lainnya. Pelajaran yang cukup berharga sekali buat saya.
Alhamdulillah akhirnya saya bisa juga memperoleh gelar S.Psi, namun jujur saja
beban juga yaa meraih gelar itu. Apalagi
dengan predikat Cumlaude apakah memang patut untuk meraih predikat itu yang
tidak hanya secara teoritik saja tetapi mampu mengaplikasikan ilmu2 agar
bermanfaat untuk sekitar?!! Semoga saja saya dan teman-teman dapat mengaplikasikannya
dengan baik. Seperti yang pernah saya post sebelumnya bahwa saya lulus bulan
Januari, tetapi baru wisuda bulan Juli (lumayan lama juga khan yaa nunggunya).
Sambil menunggu wisuda dan biar ga bergalau ria, saya mencoba untuk menyibukkan
diri dengan segala kegiatan yang bisa mengisi waktu. Saya tipikal orang yang
mudah bosan kalo kelamaan diem ga ngapa-ngapain jadi mendingan full kegiatan
daripada gada kegiatan sama sekali. Nah saat itu, saya mulai deh mulai
menyibukkan diri (walopun sebenernya ga sibuk2 amat sih). Pas bulan Januari
kebetulan saya mendapatkan panggilan untuk training dari perusahaan B.T (outsourcing
gitu tapi ini outsourcing yg bener lho) padahal ngelamarnya udah dari kapan tau.
Pas training sih cuma ada 5 orang, berasa belajar ekstensif aja, mendapatkan
ilmu2 baru dan teman2 baru:).
Jujur saya seneng banget waktu dipanggil buat ikutan training dan nantinya akan
dijadwal untuk freelance. Karena saya pengen gitu mempraktekkan secara langsung
ilmu2 yang sudah dipelajari misalnya psikodiagnostik wawancara. Kalo di kampus cuma
diajarin secara teoritik aja jadi mesti aktif cari pengalaman di luar biar bisa
mengaplikasikan secara langsung. Jobdesk saya di perusahaan B.T sebagai tester,
skorer, dan interviewer. Challenge aja gitu buat saya yang jarang dan grogian
kalo ngomong di depan umum. Saya pun memberanikan diri karena kalo ga dicoba
yang ada saya malah penasaran sendiri dan menyesal. Lama kelamaan jadi terbiasa
dan saya pun mulai merasa nyaman saat menjadi tester dan interviewer. Enak juga
yaa jadi interviewer, bisa ngorek2 dan belajar dari pengalaman orang lain. Udah
gitu ketemu dengan orang-orang yang memiliki karakter berbeda. Mesti berusaha
menyesuaikan diri juga agar mereka bisa nyaman menceritakan pengalaman dengan
orang yang baru dikenal. Dapet banget deh pengalaman hire dari tempat freelance
yang satu ini.
Dalam waktu yang bersamaan, saya juga freelance di tempat lain yaitu perusahaan E, P, dan S. Kalo di perusahaan E dan P jobdesknya lebih ke administrasi saja, terasa monoton dan jadi sering ngerasa bosan. Tapi kalo lagi ada proyek, ga terlalu monoton sih kerjanya. Karena bisa bergerak bebas, ga hanya di depan komputer saja. Kalo di perusahaan S hanya ikutan proyek sekali lalu jadi kepengen ikutan lagi (saya terkesan sekali dengan manajemen perusahaan ini yang bergerak dengan orang sedikit tapi cara kerjanya detail dan bekerja dengan hati *tsaaah). Dari berbagai tempat itu, saya merasa bersyukur sekali bisa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Misalnya saya jadi terbiasa untuk mengerjakan sesuatu secara lebih detail dan rapih (ga sekedar asal2an doang). Saya juga mendapatkan teman-teman baru, belajar bekerja tim dengan siapa saja yang baru dikenal, dan tahu tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi. Alhamdulillah yaa..:)
Oh iyaaa….saya juga pengen cerita
nih pengalaman freelance pas pertama kali mengajar di bimbel SC. Pengalaman ini
juga cukup berkesan buat saya, kurang lebih saya mengajar selama dua tahun pada
hari dan jam tertentu saja. Saya jadi belajar untuk mengendalikan emosi, cz
yang diajar adalah anak-anak kecil. Mengajar anak-anak kecil itu perlu Otak dan
Hati. Ada kepuasan sendiri lho ketika selesai mengajarkan materi ke mereka.
Rasanya plong aja gituu bisa mengajarkan sesuatu yang bermanfaat ke orang lain.
Kalo ilmunya dipraktekkin pahalanya juga bakal mengalir ke kita khan. Apalagi
kalo lihat mereka saling bercanda, yang tadinya bete bisa jadi ikutan
tersenyum. Pernah yaa saya merasa bete banget gitu, lagi males aja ngajar.
Tiba-tiba ada salah seorang murid yang mengajak bercanda dan akhirnya bete saya
jadi ilang gitu aja. Saya bersyukur banget bisa ngajar di bimbel ini,
rekan-rekan pengajar lainnya juga sangat baik, tulus, dan menghargai satu sama
lain. Setiap kedatangan dan kepulangan mengajar, kami biasa bersalaman dan
cipaka cipiki (buat yang muhrim lho yaa). Berasa banget kehangatan dan
kebersamaannya. Thanks God for this moment...
Kegiatan-kegiatan saya lainnya
adalah searching job, melamar via email (meskipun ga segetol teman2 lainnya). Target
saya yaitu sebelum wisuda, saya sudah mendapatkan pekerjaan full time. Jadi
saya menikmati masa2 penantian wisuda dengan freelance dari satu tempat ke
tempat lainnya, bertemu dengan orang-orang yang berbeda, jobdesk yang berbeda
pula. Saya sangat menikmati masa-masa dinamis itu. And how about present?!!!
Jengjengjeng…Here we go...
Saat ini saya sedang dalam masa
percobaan selama 3 bulan (ga 3 bulan juga sih krn bnyk libur pas lebaran) di
sebuah perusahaan IT. Disini saya jadi belajar mandiri dan dewasa. Posisi saya
sebagai staff HRD yang bertanggung jawab langsung pada atasan saya. Jadi dalam
satu divisi hanya ada saya dan atasan (berasa bgt sepinya). Saya baru merasakan
kalo jadi HRD memang ga enak, ibaratnya siap2 aja dibenci orang lain. Padahal
khan yang menetapkan peraturan adalah perusahaan yang diperuntukkan untuk
seluruh karyawan (termasuk saya) dan tugas HRD menegakkan terlaksananya
peraturan itu (jadi sebenernya ga masalah khan kalo ada karyawan yang melanggar
langsung ditegur untuk ke depannya mengikuti peraturan yang berlaku). Yang jadi
masalah adalah kalo karyawan tsb ditegur tapi ga terima meskipun sudah ada data-datanya.
Sejauh ini alhamdulillah lancar2 saja dan belum ada kendala yang berarti, yaa
harus mempersiapkan mental aja untuk kemungkinan yang akan terjadi. Memang
itulah konsekuensinya siap2 aja menghadapi para karyawan yang ga terima kalo
ditegur. Kerja full time itu berangkat pagi, pulang sore, nyampe rumah malem,
trus besok2nya gitu lagi sampe hari Jum’at. Mengerjakan jobdesk yang menurut
saya cukup membosankan (ngerjain yang itu-itu saja), seringnya di depan
komputer. Rasanya dunia saya berubah 180 derajat gitu loh, dari terbiasa bekerja
tim jadi bekerja mandiri, mesti berusaha ga telat datang ke kantor (kalo HRDnya
telat khan bisa ngefek juga ke yang lain), dari yang childish mesti dewasa, trus
dari yang terbiasa dengan suasana yang ramai dengan suasana yang sering sepi. Kalo
teman-teman di tempat saya bekerja, baek-baek sih orangnya, sering membantu
saya juga. Cuma yang membuat saya merasa kurang nyaman yaa itu tadi hidup saya
jadi terasa monoton. Saya mesti belajar nyaman dengan segala kondisi yang ada,
menyesuaikan diri sebisa mungkin pada situasi apapun. Saya akan terus belajar untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Actually now I feel that it’s not my passion,
I want for having carreer at BNN or rehabilitation of drugs. Tapi saya tidak
ingin menilai sesuatu dari permukaan saja, toh saya baru tiga bulan berada di
bidang ini. Saya akan berusaha menjalani dan menikmati setiap prosesnya, yakin
aja gada yang sia-sia kok selama kita do the best. Hmmm..Yeah LIFE IS GROWING
SO FAST, isn't it?!!...DON'T WORRY TOO MUCH, LET IT FLOW AND DO WHAT YOU CAN DO. LIVE UP
YOUR LIFE:)