Friday, September 28, 2012

Life Was Changing So Fast


Waaa..sudah lama ga ngepost, sebenernya pengen nulis dari kemarin2 tapi procrastinate mulu. Sekarang aja nih baru kesampean nulis lagi, melepaskan semua beban di jiwa (hahaa, lebaii..). Tapi memang benar lho, menulis itu dapat dijadikan sarana terapi diri, kita dapat meluapkan segala emosi yang ada entah itu senang, sedih, sebal, bete, rasanya seperti bermonolog aja. Okeeeeh, mungkin mesti sering2 menulis biar emosi2 bisa diluapkan sehingga terasa plong.

Bagi saya tahun 2012 memberikan warna-warni tersendiri, cukup berasa dinamisnya. Dimulai dari awal tahun 2012 saya sidang untuk gelar S.Psi yang sudah lama dinantikan. Melenceng dari planning awal untuk lulus di akhir tahun 2011, terlambat karena memang saya terlalu santai dan tidak fokus mencapai tujuan. Sempat ngerasa down juga sih karena rencana tidak berjalan dengan mulus, tapi ya inilah konsekuensinya. Dan rasanya seperti tamparan buat saya untuk konsisten dan fokus mengejar impian-impian saya yang lainnya. Pelajaran yang cukup berharga sekali buat saya. Alhamdulillah akhirnya saya bisa juga memperoleh gelar S.Psi, namun jujur saja beban juga yaa meraih gelar itu.  Apalagi dengan predikat Cumlaude apakah memang patut untuk meraih predikat itu yang tidak hanya secara teoritik saja tetapi mampu mengaplikasikan ilmu2 agar bermanfaat untuk sekitar?!! Semoga saja saya dan teman-teman dapat mengaplikasikannya dengan baik. Seperti yang pernah saya post sebelumnya bahwa saya lulus bulan Januari, tetapi baru wisuda bulan Juli (lumayan lama juga khan yaa nunggunya). Sambil menunggu wisuda dan biar ga bergalau ria, saya mencoba untuk menyibukkan diri dengan segala kegiatan yang bisa mengisi waktu. Saya tipikal orang yang mudah bosan kalo kelamaan diem ga ngapa-ngapain jadi mendingan full kegiatan daripada gada kegiatan sama sekali. Nah saat itu, saya mulai deh mulai menyibukkan diri (walopun sebenernya ga sibuk2 amat sih). Pas bulan Januari kebetulan saya mendapatkan panggilan untuk training dari perusahaan B.T (outsourcing gitu tapi ini outsourcing yg bener lho) padahal ngelamarnya udah dari kapan tau. Pas training sih cuma ada 5 orang, berasa belajar ekstensif aja, mendapatkan ilmu2 baru dan teman2 baru:). Jujur saya seneng banget waktu dipanggil buat ikutan training dan nantinya akan dijadwal untuk freelance. Karena saya pengen gitu mempraktekkan secara langsung ilmu2 yang sudah dipelajari misalnya psikodiagnostik wawancara. Kalo di kampus cuma diajarin secara teoritik aja jadi mesti aktif cari pengalaman di luar biar bisa mengaplikasikan secara langsung. Jobdesk saya di perusahaan B.T sebagai tester, skorer, dan interviewer. Challenge aja gitu buat saya yang jarang dan grogian kalo ngomong di depan umum. Saya pun memberanikan diri karena kalo ga dicoba yang ada saya malah penasaran sendiri dan menyesal. Lama kelamaan jadi terbiasa dan saya pun mulai merasa nyaman saat menjadi tester dan interviewer. Enak juga yaa jadi interviewer, bisa ngorek2 dan belajar dari pengalaman orang lain. Udah gitu ketemu dengan orang-orang yang memiliki karakter berbeda. Mesti berusaha menyesuaikan diri juga agar mereka bisa nyaman menceritakan pengalaman dengan orang yang baru dikenal. Dapet banget deh pengalaman hire dari tempat freelance yang satu ini.

Dalam waktu yang bersamaan, saya juga freelance di tempat lain yaitu perusahaan E, P, dan S. Kalo di perusahaan E dan P jobdesknya lebih ke administrasi saja, terasa monoton dan jadi sering ngerasa bosan. Tapi kalo lagi ada proyek, ga terlalu monoton sih kerjanya. Karena bisa bergerak bebas, ga hanya di depan komputer saja. Kalo di perusahaan S hanya ikutan proyek sekali lalu jadi kepengen ikutan lagi (saya terkesan sekali dengan manajemen perusahaan ini yang bergerak dengan orang sedikit tapi cara kerjanya detail dan bekerja dengan hati *tsaaah). Dari berbagai tempat itu, saya merasa bersyukur sekali bisa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Misalnya saya jadi terbiasa untuk mengerjakan sesuatu secara lebih detail dan rapih (ga sekedar asal2an doang). Saya juga mendapatkan teman-teman baru, belajar bekerja tim dengan siapa saja yang baru dikenal, dan tahu tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi. Alhamdulillah yaa..:)

Oh iyaaa….saya juga pengen cerita nih pengalaman freelance pas pertama kali mengajar di bimbel SC. Pengalaman ini juga cukup berkesan buat saya, kurang lebih saya mengajar selama dua tahun pada hari dan jam tertentu saja. Saya jadi belajar untuk mengendalikan emosi, cz yang diajar adalah anak-anak kecil. Mengajar anak-anak kecil itu perlu Otak dan Hati. Ada kepuasan sendiri lho ketika selesai mengajarkan materi ke mereka. Rasanya plong aja gituu bisa mengajarkan sesuatu yang bermanfaat ke orang lain. Kalo ilmunya dipraktekkin pahalanya juga bakal mengalir ke kita khan. Apalagi kalo lihat mereka saling bercanda, yang tadinya bete bisa jadi ikutan tersenyum. Pernah yaa saya merasa bete banget gitu, lagi males aja ngajar. Tiba-tiba ada salah seorang murid yang mengajak bercanda dan akhirnya bete saya jadi ilang gitu aja. Saya bersyukur banget bisa ngajar di bimbel ini, rekan-rekan pengajar lainnya juga sangat baik, tulus, dan menghargai satu sama lain. Setiap kedatangan dan kepulangan mengajar, kami biasa bersalaman dan cipaka cipiki (buat yang muhrim lho yaa). Berasa banget kehangatan dan kebersamaannya. Thanks God for this moment...

Kegiatan-kegiatan saya lainnya adalah searching job, melamar via email (meskipun ga segetol teman2 lainnya). Target saya yaitu sebelum wisuda, saya sudah mendapatkan pekerjaan full time. Jadi saya menikmati masa2 penantian wisuda dengan freelance dari satu tempat ke tempat lainnya, bertemu dengan orang-orang yang berbeda, jobdesk yang berbeda pula. Saya sangat menikmati masa-masa dinamis itu. And how about present?!!! Jengjengjeng…Here we go...

Saat ini saya sedang dalam masa percobaan selama 3 bulan (ga 3 bulan juga sih krn bnyk libur pas lebaran) di sebuah perusahaan IT. Disini saya jadi belajar mandiri dan dewasa. Posisi saya sebagai staff HRD yang bertanggung jawab langsung pada atasan saya. Jadi dalam satu divisi hanya ada saya dan atasan (berasa bgt sepinya). Saya baru merasakan kalo jadi HRD memang ga enak, ibaratnya siap2 aja dibenci orang lain. Padahal khan yang menetapkan peraturan adalah perusahaan yang diperuntukkan untuk seluruh karyawan (termasuk saya) dan tugas HRD menegakkan terlaksananya peraturan itu (jadi sebenernya ga masalah khan kalo ada karyawan yang melanggar langsung ditegur untuk ke depannya mengikuti peraturan yang berlaku). Yang jadi masalah adalah kalo karyawan tsb ditegur tapi ga terima meskipun sudah ada data-datanya. Sejauh ini alhamdulillah lancar2 saja dan belum ada kendala yang berarti, yaa harus mempersiapkan mental aja untuk kemungkinan yang akan terjadi. Memang itulah konsekuensinya siap2 aja menghadapi para karyawan yang ga terima kalo ditegur. Kerja full time itu berangkat pagi, pulang sore, nyampe rumah malem, trus besok2nya gitu lagi sampe hari Jum’at. Mengerjakan jobdesk yang menurut saya cukup membosankan (ngerjain yang itu-itu saja), seringnya di depan komputer. Rasanya dunia saya berubah 180 derajat gitu loh, dari terbiasa bekerja tim jadi bekerja mandiri, mesti berusaha ga telat datang ke kantor (kalo HRDnya telat khan bisa ngefek juga ke yang lain), dari yang childish mesti dewasa, trus dari yang terbiasa dengan suasana yang ramai dengan suasana yang sering sepi. Kalo teman-teman di tempat saya bekerja, baek-baek sih orangnya, sering membantu saya juga. Cuma yang membuat saya merasa kurang nyaman yaa itu tadi hidup saya jadi terasa monoton. Saya mesti belajar nyaman dengan segala kondisi yang ada, menyesuaikan diri sebisa mungkin pada situasi apapun. Saya akan terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Actually now I feel that it’s not my passion, I want for having carreer at BNN or rehabilitation of drugs. Tapi saya tidak ingin menilai sesuatu dari permukaan saja, toh saya baru tiga bulan berada di bidang ini. Saya akan berusaha menjalani dan menikmati setiap prosesnya, yakin aja gada yang sia-sia kok selama kita do the best. Hmmm..Yeah LIFE IS GROWING SO FAST, isn't it?!!...DON'T WORRY TOO MUCH, LET IT FLOW AND DO WHAT YOU CAN DO. LIVE UP YOUR LIFE:)

Go Let It Out


Kita tak pernah tahu bagaimana akhirnya
Kita nikmati saja alurnya tanpa mengabaikan prinsip
Kita bebas memilih apakah ingin ‘memainkan’ atau menjadi yang ‘dipermainkan’
Segala sesuatunya bertransformasi secara dinamis
Tidak ada yang statis di tempat

Awalnya memang sangat tidak nyaman
Gejolak itu saling bertarung satu sama lain
Menciptakan sebuah rasa kegalauan
Lalu siapakah yang akan menang, si ‘dinamis’ ataukah ‘statis’?
Si dinamis pun berujar “Mari kita berdamai saja ‘statis’
Sedangkan si statis menjawab “Tidak, aku akan selalu berlawanan denganmu ‘dinamis’
Namun secara perlahan ‘statis’ menerima ajakan ‘dinamis’
Menurunkan tingkat egonya dan meletakkan di posisi semestinya
Kemudian mencoba untuk menerima realita sebuah dunia yang dinamis

Tidak perlu lagi terucap kata-kata tak bermakna
Apalagi ketakutan irasional yang hanya memenjarakan
Nikmati saja transformasi peran ini
Ambil bagian peranmu seperti yang seharusnya
Dan mainkanlah secara tulus
Menuju sebuah proses pendewasaan diri

*Ini note udah lama kalo ga salah dibuat tahun 2011 ketika sedang berdamai dengan diri sendiri:)*

"Kembali Pada Tuhan" By: Jallaludin Rumi


Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!
Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!
Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, karena Akulah jalan itu.”

 *Saya suka dengan puisi Rumi yang satu ini, kalo lagi pas ngedown, baca nih puisi rasanya seperti mendapatkan energi baru kembali*